Friday, January 1, 2016

Tahun Baru

Suasana hati saya sedang tidak baik, menyambut pergantian tahun. Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya dan pak gentur memang jarang merencanakan sesuatu untuk menghabiskan pergantian tahun. Biasanya kami hanya menginap di rumah Ibu. Itupun tidak melakukan apa-apa. Makan malam kemudian tidur seperti biasa.

Namun pergantian tahun kali ini, terasa sangat tidak menyenangkan sekali. Tepat pada tanggal 31 Desember 2015, anak kedua dari sahabat saya Suci dan Agus, Razan berpulang ke Rahmatullah secara tiba-tiba. Ia tersedak saat sedang makan buah rambutan.

Saya shock bukan kepalang ketika sahabat saya yang lain dengan bercucuran mata mengabarkan berita duka ini. Dan yang membuat tangis saya pecah adalah ketika saya mengunjungi rumah duka dan melihat dua sahabat saya begitu tegar. Suci dan Agus menyambut kami dengan senyum. Mereka tak tampak seperti tengah berduka. Jika saya mereka, mungkin saya sudah menangis meraung-raung. Mengutuk siapapun penyebab musibah ini.

Dokter menyebutkan, Razan meninggal sekitar pukul 10 pagi. Setelah sholat Ashar, jenazahnya segera dikuburkan. Suci dan Agus benar-benar sudah ikhlas melepas putranya yang baru berusia 4 tahun itu. Suci ingin, Razan bisa beristirahat dengan tenang. Karena itu ia dan Agus tidak mau menunda menguburkan Razan.

Kebesaran hati Suci dan Agus ini memang layak saya tiru. Keikhlasan mereka dalam menerima kehendak Yang Maha Kuasa, yang ingin mengambil kembali apa yang telah dititipkan. Berkali-kali mereka bilang, Razan hanya titipan. Mereka harus siap kapapun Pemiliknya memanggil pulang.

Ada banyak rencana, keinginan dan harapan di tahun yang baru ini. Mau begini, mau begitu. Mengejar ini, mengejar itu. Tapi ketika bangun pagi tadi, entah mengapa semua pengharapan tersebut menguap dan berubah menjadi kepasrahan. Keinginan yang nyata saat ini lebih pada introspeksi diri. Kontemplasi.

Klise sih. Tapi saya ingin fokus pada kesadaran bahwa tak ada yang abadi di dunia. Bahwa semua hanya titipan. Bahwa saya lemah, saya tidak punya apa-apa dan sudah sepatutnya saya lebih bersyukur dan berserah kepada pemilik Semesta.

Di tahun yang baru ini, saya hanya ingin seperti Agus dan Suci. Agar bisa memiliki kesabaran dan kebesaran hati dalam menjalani hidup yang hanya sementara ini.

Amin YRA..

No comments: