Thursday, June 19, 2014

Upah

Sudah beberap bulan terakhir ini saya memulai sebuah bisnis kecil-kecilan. Meski baru dan belum berpengalaman sama sekali, tapi bisnis ini lumayan banyak peminatnya. Melampaui ekspektasi saya. Seluruh biaya operasional bulanan terpenuhi termasuk gaji karyawan, bahkan saya bisa menikmati sedikit keuntungan.

Namun dalam perjalanannya, ada yang sedikit mengganjal. Ternyata saya tidak bisa memberikan upah yang layak, setidaknya dari kacamata saya. Para karyawan digaji kecil sekali. Padahal selama ini, saya selalu berkoar-koar soal pemberian upah layak bagi pekerja.

Jujur saya merasa dilema. Mau memberi lebih besar, bisa-bisa saya tidak dapat untung sama sekali. Atau bahkan mungkin, harus nombok biaya operasional. Saat itu saya berpikir untuk menutup saja usaha saya ini. Rasanya ada yang mengganjal jika berbisnis tidak sesuai hati nurani.

Namun ternyata para karyawan yang kebanyakan tinggal didekat toko, tidak setuju dengan rencana saya tadi. Mereka khawatir kehilangan pendapatan, jika usaha kami tutup. 

Lalu saya berpikir lagi, saya memang belum bisa memberikan upah yang layak bagi karyawan saya. Tapi disisi lain, (saya merasa) saya telah berlaku adil terhadap mereka. Saya memberikan sedikit 'bonus' jika toko sedang ramai, saya tidak memakan paling banyak keuntungan yang kami dapatkan dan saya tidak pernah memaksa mereka bekerja diluar batas kemampuan mereka. Ditambah lagi, ini memang murni usaha kecil yang omzetnya tidak sampai belasan juta tiap bulan.

Memasuki bulan keempat, alhamdulillah usaha kami masih relatif ramai. Tentu yang saya jalanin ini bukan tanpa kendala. Berkali-kali, saya ingin menyerah. Mudah-mudahan usaha kami amanah. Meski untungnya kecil, tapi saya bahagia setidaknya sudah bisa sedikit membuka lapangan kerja.