Monday, March 29, 2010

Penilaian

Hari ini ada penilaian di kantor saya. Satu persatu anggota tiap divisi dipanggil menghadap Producer Eksekutif bersama dengan Manager. Kita dipanggil untuk dievaluasi dan menanggapi penilaian yang diberikan oleh sang Prodek. Saya dipanggil paling dulu, karena saya yang selalu datang paling pagi dan kerjanya hanya duduk di depan komputer tanpa melakukan pekerjaan yang berarti. Maklum saja, saya sedang hamil. Jadi untuk sementara ‘diistirahatkan’ dulu.

Dengan perasaan deg-degan atau entah itu grogi karena akan berbincangan dengan Manager yang menurut saya saat ini paling tampan dibanding karyawan lainnya (hehe..), saya pun masuk ruang itu. Tapi sebenarnya deg-degan juga sih, bagaimanapun juga saya akan dinilai.

Dan dimulailah penilaian itu. Sang Manager sumbang suara pertama. Dia bilang saya punya potensi. Sebuah permulaan yang cukup membuat merah pipi. Apalagi, hal tersebut juga diamini anak buahnya sendiri, Produser Eksekutif saya. Tapi saya agak terganggu dengan kalimat-kalimat berikutnya. Ia mempertanyakan kinerja saya setelah nanti resmi menjadi seorang ibu. Dia bilang, kecenderungan seorang perempuan setelah menikah adalah sulit untuk berprestasi dan bersaing dengan pekerja lainnya. Atau dengan kata lain, menurun dari sisi kinerja.

Saya agak malas menanggapi pernyataanya karena pertama, itu sama sekali tidak relevan dengan konteks pembicaraan kita yang harusnya mengevaluasi kinerja saya selama satu tahun kebelakang, Kedua, kenapa sih kinerja perempuan yang menurun karena hal-hal yang sudah menjadi kodratnya seperti hamil dan mengurus anak harus dipermasalahkan? Padahal menurut saya, asal mereka paham bagaimana menempatkan pekerja-pekerja yang dalam kondisi tersebut pasti tidak ada istilah kinerja menurun.

Ketiga, coba bayangkan jika perempuan-perempuan itu adalah istri, adik atau kakak mereka sendiri yang harus bekerja untuk menyokong keluarga. Saya memang tidak di posisi itu karena beruntung bisa bekerja, karena memang saya ingin bekerja bukan terpaksa, tapi kalau mau head to head dengan tugas para laki-laki, pasti jauh lebih berat tugas dan tanggung jawab perempuan. Tapi intinya adalah, berhenti lah mempermasalahkan hal-hal yang sifatnya kodrati. Apa mau komplain juga karena terlahir sebagai laki-laki?

Ngomong-ngomong, nilai saya B tahun ini. Padahal tahun lalu A+ atau baik sekali. Ya sudah lah, toh kabarnya 2010 ini tidak ada kenaikan gaji. Jadi tidak ada pengaruhnya sama sekali berapa pun nilai saya.