Thursday, April 26, 2012

Sombong

Apa definisi sombong buat kamu? Suka show off? Berlebihan dalam hal apapun?

Seorang teman suatu hari pernah menulis mengenai hal ini dalam blognya. Ia kecewa karena teman-teman dekatnya selalu membicarakan tentang pencapaian setiap kali mereka berkumpul. Secara tidak langsung, ia ingin katakan kalau teman-temannya ini sombong. Ok, berarti definisi sombong buat teman saya adalah selalu mengumbar segala keberhasilan hidup.

Buat saya berbagai berita baik, seperti dapat beasiswa atau memperoleh pekerjaan yang menarik, tidak masuk dalam definisi sombong. Karena bagi saya, itu juga sebagai salah satu doping buat saya untuk bisa berusaha lebih baik lagi. Sejujurnya, saya senang sekaligus iri jika ada teman yang berhasil mencapai tingkatan tertentu. Tapi lagi-lagi, iri disini tidak dalam konotasi negatif yah. Saya maknai sebagai suatu kebaikan yang patut ditiru.

Lalu apa definisi sombong bagi saya? Well, sombong itu menurut saya justru ada pada orang-orang yang gemar meremehkan orang lain dalam hal apapun. Meremehkan mimpi orang lain, cita-cita orang lain, pekerjaan orang lain, pendapat orang lain ataupun keputusan orang lain akan hidupnya. Kalau merasa dirinya ‘paling’ dalam hal apapun, saya masih tidak terlalu masalah. Tapi kalau sudah merendahkan, wah.. orang ini pasti rendah sekali di mata saya.

Kadang tanpa saya sadari, saya juga kerap melakukan ini, merendahkan seseorang yang saya anggap sebagai teman dekat. Padahal niat saya cuma bercanda. Tapi tetap saja, sesudahnya saya akan merasa menyesal dan berharap bisa mengulang waktu (alah…). Karena saya pernah mengalami sendiri diremehkan orang lain. Rasanya tidak enak sekali.

So guys, if you wanna someone respect to you, please do same thing first to others.

Monday, April 9, 2012

I'm so proud of you dear Daniswara



Tak ada kenikmatan di dunia ini, selain melihat anak yang tumbuh sehat. Yah.. untuk yang satu ini, saya tak henti-hentinya bersyukur karena punya Jusuf Abiyyu Daniswara yang tumbuh sehat. Diusianya yang belum genap 2 tahun, Danis, Alhamdulillah, belum pernah kena penyakit yang aneh-aneh. Saya pun baru memberi obat ke Danis setelah umurnya hampir satu tahun. Itu juga karena bapaknya yang cerewet. Tidak percaya bahwa anak ini punya daya tahan tubuh yang lumayan baik.

Penyakit ‘terberat’nya terakhir adalah penyaki mulut dan kaki atau biasa disebut Flu Singapur. Dokter sempat memberi beberapa obat aneh yang diracik menjadi puyer. Tapi karena si Dokter sendiri mengatakan bahwa ini penyakit karena virus yang sebenarnya tidak perlu diobati dan karena Ia meresepkan puyer, maka sayapun urung memberi obat ke Danis.

Beruntung meski sedang sakit, anak ini masih mau makan dan minum susu. Memang sih badannya langsung kurus begitu sakit, tapi saya tidak pernah khawatir akan asupan gizinya.

Saya percaya daya tahan tubuh Danis bisa baik karena anak ini tidak termasuk picky eater alias mau dikasih makan apa saja. Sejak pertama kali mengenalkan solid food, saya memastikan bahwa Danis selalu mendapatkan asupan yang baik. Say no to instant food. Sama buah-buahan pun Dia tidak menolak, meski kadang susah juga sih. Mungkin karena bosan.

Bahkan sampai detik ini, si Bibik yang mengasuh Danis, masih menggunakan slow cooker untuk menyiapkan makan sehari-hari. Alat ini memang luar biasa. Kita tinggal masukin lauk, bumbu dan terakhir sayur-sayuran. Beres deh. Ga perlu ditunggu-tunggu. Kualitas rasa dan gizipun relatif tidak banyak berkurang.

Dipagi hari, biasaya saya kasih Danis tepung gasol yang dimasak dengan sayur-sayuran atau oatmeal sebagai variasi. Tujuannya agar dia tidak terlalu bergantung pada nasi. Tapi tidak jarang juga, saya hanya memberi nasi dengan abon atau telor rebus, agar tidak bosan. Terlebih saat Danis sakit.

Satu hal lain yang saya percaya ikut mendukung pertumbuhan Danis adalah ASI. Meski tidak sampai setahun dan disaat berumur 14 Bulan harus dicampur Susu Formula karena saya males memerah dan tugas di luar, tapi ASI lah yang memberi segala kebaikan kepada Danis. Ini cairan, juara banget deh pokoknya.





Dulu waktu jaman masih full ASI, saat Danis demam karena mau flu atau abis imunisasi. Saya biasanya langsung skin to skin contact sambil terus disusui. Hebatnya, kurang dari dua jam demamnya langsung turun. Kalau demam lagi, treatment yang sama akan saya lakukan. Ini cairan ajaib banget deh.

Yang saya juga tak kalah bersyukur adalah Danis yang semakin hari semakin pintar. Sejak umur 19 bulan, kami sudah bisa melakukan komunikasi dua arah dengan anak ini. misalnya ketika ditanya: “Danis sudah makan,?” dia akan menjawab: “Udaah..” “Makan dengan apa..?” kami tanya lagi, “Ikaannn…,” jawabnya. “Ikan apa..?” “Salmoonnn…”

Selain itu, anak ini sudah pandai bercerita dan mengadu. Misalnya ketika ada yang menurut dia menarik saat bermain di sore hari, maka begitu sampai rumah Dia akan bercerita apa yang Dia alami tadi.

Awalnya saya pikir itu adalah hal yang wajar, bahwa anak seumur Danis memang fasenya sudah bisa melakukan komunikasi dua arah. Sampai satu per satu tetangga mulai memuji kecerewetan anak ini. Selain itu, perlu kehati-hatian ekstra dalam mengucapkan kata-kata di depan anak ini. Salah-salah, dia akan meniru dan kita akan menyesal. Yah.. selamat datang di Golden Age..! Hehe...

Dia juga sudah pandai loh menyanyikan sejumlah lagu anak-anak seperti Balonku, Naik Kereta Api, Pada Hari Minggu, dll, meski memang masih dibantu. Berhitung sampai 10 juga sudah bisa, tapi harus nunggu moodnya baik dulu mau Dia mau berhitung. Hehe..

Kendala yang sekarang adalah lingkungan yang mendukung Danis menjadi anak yang doyan jajan. Kalau hanya sekedar naik odong-odong, saya tidak masalah. Tapi snack-snack dan coklat murah meriah ini loh yang bikin saya bingung harus gimana. Padahal dirumah sudah saya sudah menyetok beberapa makanan kesukaan dia.. 

Masalah lain adalah sulitnya kami berkomunikasi karena kadang saya tidak mengerti kata-kata yang dimaksud anak ini. Seperti kita, jika keinginannya tak tersampaikan maka kita akan ngambek dan marah. Demikian juga dengan Danis. Kadang, suka lucu juga sih jadinya. Hehe…

Saya memang tak selalu ada buat Danis karena harus bekerja. Saya hanya mengandalkan si Bibik, untuk menjaga Danis. Bagi saya, Bibik itu seperti orang tua kedua bagi Danis. Dia sayang sekali sama Danis dan saya sangat bersyukur akan itu. Karena saya tidak bisa selalu ada untuk Danis inilah, bagi saya anak ini sudah tumbuh dengan luar biasa meski mungkin orang lain melihat biasa saja.

Apapun itu, I'm so proud of you dear Daniswara :)